Jumat, 28 Desember 2012

NASIONALIS GUBERNUR JOKOWI-AHOK

        Keberanian Jokowi untuk memilih Ahok sebagai calon wakilnya di pilgub DKI sesungguhnya di luar kebiasaan seorang pemburu rente kekuasaan yang senang memilih zona aman untuk mendapatkan kekuasaan. Orang lebih senang memilih jalan short cut untuk mencapai tujuan, termasuk meraih kekuasaan. Logika inilah yang banyak dipraktekkan oleh pemburu kekuasaan dengan menjual isu primordialisme untuk mengkamuflasekan kapabilitas leadership dan manajerialnya. Dan tidak salah, di banyak daerah terbukti manjur.

        Namun jalan ini tidak dipilih oleh Jokowi. Dia lebih menyukai proses daripada hasil. Logika alaminya, proses yang baik akan menentukan kualitas hasil. Berbeda dengan orang yang berorientasi pada hasil, mereka sering melupakan proses, sehingga sering tidak mendapatkan pelajaran apa-apa. Kata bijak mengatakan bahwa “orang yang naik tahta dengan tanpa persiapan, dia akan turun dengan tanpa kehormatan”. Tidak sulit untuk membuktikan kalimat diatas, tinggal dilihat di buku notulen KPK, Kepolisian atau Kejaksaan, berapa pejabat yang sudah menjadi alumninya atau masuk dalam daftar waiting list-nya.
Pikiran Jokowi jauh melewati politisi dan “negarawan” negeri ini yang sering berpidato tentang “4 pilar negara”, kebhinekaan, pluralism, nasionalisme atau paham-paham kebangsaan yang lain. Seolah-olah ide-ide kebhinekaan, pluralism, nasionalisme melompat dari generasi Soekarno, Soepomo, Bung Hatta ke generasi Jokowi Ahok, tanpa menyisakan bekas-bekas di generasi perantara mereka. Di saat seorang mantan ketua lembaga tertinggi Negara, ketua umum parpol Islam dan juga sebagai pejabat negara masih terjebak dalam pemikiran primordialisme, Jokowi sudah mempraktekannya sepuluh tahun lalu, ketika menggandeng FX Rudi H. sebagai wakil walikota Solo. Inilah test case pertama Jokowi terhadap kedewasaan berbangsa dan bernegara yang diwariskan oleh founding fathers bangsa Indonesia, dan dia berhasil. Test case kedewasaan berbangsa dia lakukan untuk kedua kalinya, di Jakarta yang merupakan jantung pluralism di Indonesia, yang sekaligus berkumpulnya elit politisi, negarawan, pakar dan para ahli-ahli agama, ternyata resistensinya jauh melebihi dari Kota Solo.

         Untuk memilih calon wakilnya, Jokowi lebih memilih kualitas leadership dan integritas daripada label primordial yang melekat pada diri seseorang. Karenanya meskipun Ahok yang beretnis China dan beragama non-Islam, namun dia dengan mantap menggandengnya. Sebagai seorang muslim dan sudah menunaikan ibadah Haji, tentu Jokowi paham ajaran Islam, bisa membaca Qur’an dan Hadits. Di situlah letak keyakinan dia pada Tuhan, bahwa sekalipun dia memiliki wakil walikota non-islam keimanan dia tidak akan terpengaruh dan justeru menunjukkan romatisme kerukunan umat beragama. Jokowi yang islam tidak pernah menggunakan kekuasaannya untuk mengislamkan masyarakatnya yang non-islam, demikian juga FX Rudy H. tidak pernah menggunakan kekuasaanya untuk mengkristenkan umat islam.
Jokowi tak memiliki gairah untuk memperdebatkan soal keyakinan. Baginya menilai keimanan dan ketaqwaan seseorang adalah hak prerogative Tuhan. Oleh karena itu dia tidak peduli ketika banyak ustadz dan ahli agama yang senang mengkafirkan orang lain, bahkan saudara seimannya, seolah-olah merekalah pemegang kunci pintu sorga. Baginya, ketaqwaan harus menjelma dalam ruang social dan hadir dalam bentuk kesantunan, kejujuran, dan kesabaran. Pernahkah kita membaca berita bahwa Jokowi menfitnah atau menyerang pribadi lawan politiknya selama masa Pilkada DKI ? Padahal setiap hari dia diliput oleh media.
Keberanian menggandeng Ahok juga menunjukkan komitmennnya untuk mewujudkan pemerintahan yang lebih focus menjalankan visi dan misinya. Tidak sulit bagi PDIP, Gerindra atau Jokowi sendiri untuk mencari figure popular seperti purnawirawan TNI-Polri ataupun politisi senior. Namun kredibilitas Ahok dalam membangun prinsip-prinsip akuntabilitas dan transparensi memberinya keyakinan bahwa roda pemerintahan akan kembali pada jalurnya. Duet Jokowi-Ahok sangat indah bagai pelangi, meskipun ia sering muncul setelah hujan bahkan badai halilintar. Anilah mimpi yang masih tersisa dan terus bermimpilah supaya esok kita masih punya pengharapan.

REFF:
http://politik.kompasiana.com/2012/08/13/ahok-adalah-kekuatan-jokowi-485081.html

KARANGAN


Karangan adalah karya tulis hasil dari kegiatan seseorang untuk mengungkapkan gagasan dan menyampaikanya melalui bahasa tulis kepada pembaca untuk dipahami. Untuk dapat mengarang suatu tulisan perlu terlebih dahulu mengerti dan memahami beberapa pengertian yang menyangkut kegiatan itu :
  1.  Mengarang adalah segenap rangkaian kegiatan seseorang mengungkapkan gagasan dan menyampaikan melalui bahasa tulis kepada masyarakat pembaca untuk dipahami.
  2. Karangan adalah hasil perwujudan gagasan seseorang dalam bahasa tulis yang dapat dibaca dan dimengerti oleh masyarakat pembaca.
  3. Pengarang adalah seseprang yang karena kegemarannya atau berdasarkan bidang kerjanya melakukan kegiatan mengarang.
  4.  Karang-mengarang adalah kegiatan atau pekerjaan.
A.    Penulisan Garis Besar Karangan
1.       Proses penyusunan garis besar
Setiap karangan mengandung ide dari pengarang . proses   mengarang dimulai dengan lahirnya sebuah ide induk yang terpikirkan atau ditemukan oleh seseorang yang akan mengarang. Ide induk itu biasanya terlampau luas, cukup kabur, dan perlu diolah lebih lanjut untuk menjadi suatu topic aau pokok soal karangan yang memadai.
Ide induk  yang menjadi pangkal awal sesuatu karangan hendaknya juga dikembangkan. Setelah ide induk  dikembangkan, memilih salah satu di antara rincian ide-ide yang muncul untuk dijadikan topik karangan. Topik dibatasi dengan sebuah tema tertentu. Tema adalah sesuatu segi, unsur, atau faktor dari topik yang akan dijadikan pusat pembicaraan. Jadi, pada topik itu ditentukan salah satu segi, unsur, atau faktornya yang akan dijadikan acara pembicaraan.
Topik yang telah dibatasi dengan tema itu merupakan pendapat atau pangkal tolak pengarang yang setelah ditulis lengkap menjadi karangan yang diharapkannya. Pendapat atau pangkal tolak pengarang dapat lah disebut ide pokok karangan yang bisa dan sebaiknya dirumuskan dalam sebuah kalimat ide pokok. Kalimat ide pokok itu dapat dikatakan merupakan inti dari seluruh karangan.
Langkah yang terakhir mengurai rumusan kalimat ide pokok menjadi sebuah garis besar karangan. Garis besar, rangka, atau disebut juga outline adalah suatu rencana karangan yang menunjukan ide-ide (dari ide pokok sampai ide pendukung dan ide penegas) yang berhubungan satu sama lain secara tertib untuk kemudian dikembangkan menjadi sebuah karangan yang lengkap dan utuh. 
Demikian, secara ringkas proses ide induk menjadi garis besar karangan menempuh enam langkah yang berikut :
a.       Mengembangbiakan ide induk.
b.      Memilih salah satu ide menjadi pokok soal yang akan ditulis.
c.       Membatasi topik dengan sesuatu segi/unsur/factor.
d.      Merumuskan topik berikut temanya dalam sebuah pernyataan.
e.       Mengurai rumusan ide pokok menjadi kerangka karangan.
2.      Manfaat Garis Besar Karangan
Mengenai pentingnya dan manfaat garis besar karangan, tanpa outline acapkali masalah dan uraian yang disuguhkan menjadi kabur, kurang jelas, banyak bahan yang terlupa, ada bagian yang sejajar tetapi di uaraikan tidak seimbang. Dari outline, tampak tubuh karangan secara keseluruhan. Outline merupakan maniatur karangan. Struktur dan sistematika terlihat  jelas dari  outline. Dengan outline dapat memperhatikan bagian-bagian atau detail-detail karangan secara utuh dan total.
B.     Penulisan karangan yang jelas
1.       Proses Penyusunan Karangan
Setiap karangan pada dasarnya adalah serangkaian ide seseorang yang telah ditata dan dituangkan menjadi sebuah garis besar. Penulisan suatu karangan tidak lain ialah mewujudkan garis besar itu manjadi rangkain alinea yang berkesinambungan dari alinea awal sampai alinea akhir secara tertib dalam kalimat-kalimat yang jelas dan lengkap. Teknik yang tepat dalam mengarang adalah mengungkapkan satuan-satuan ide yang telah dikembangkan terlebih dahulu kedalam rangkaian kalimat-kalimat.
Rangkaian ide seseorang yang telah dituangkan dalam sebuah garis besar karangan perlu ditulis sehingga menjadi alinea-alinea yang dapat dibedakan menjadi 3 kelompok :
  1. Alinea awal (merupakan bagian pembukaan karangan)
  2. Alinea tengah (bisa lebih dari pada satu alinea bila mana pokok-pokok pikiran yang akan diuraikan cukup luas.) ini menjadi bagian batang tubuh karangan.
  3. Alinea akhir (bagian penutup karangan)
Suatu karangan yang jelas sekurang-kurangnya mempunyai 4 ciri sebagai berikut:
  1. Mudah  ( karangan yang jelas ialah yang dapat mudah dimengerti oleh pembaca.)
  2. Sederhana (karangan yang jelas tidak berlebih-lebihan dengan kalimat-kalimat dan kata-kata.)
  3. Langsung (karangan yang jelas ialah yang tidak berbelit-belit ketika menyampaikan pokok soalnya.)
  4. Tepat (karangan yang jelas ialah yang dapat melukiskan secara betul ide-ide yang dapat dalam pikiran penulis.)
2.2  Kerangka Karangan
Kerangka karangan merupakan rencana penulisan yang memuat garis- garis besar dari suatu karangan yang akan digarap, dan merupakan rangkaian ide-ide yang disusun secara sistematis, logis, jelas, terstruktur, dan teratur.
Pada umumnya kerangka karangan merupakan rencana garis besar karangan berdasarkan tingkat kepentingannya (teratur tentang pembagian dan penyusunan gagasan), serta pedoman bagi pembaca untuk mengetahui isi suatu karangan. Kerangka karangan yang belum final disebut outline sementara, sedangkan kerangka karangan yang sudah tersusun rapi dan lengkap disebut outline final. Didalam Bahasa Indonesia penulisan kerangka karangan membantu penulis untuk melihat gagasan-gagasan dalam sekilas pandang, sehingga dapat dipastikan apakah susunan dan hubungan timbal-balik antara gagasan-gagasan itu sudah tepat, apakah gagasan-gagasan itu sudah disajikan dengan baik, harmonis dalam perimbangannya.
Kerangka karangan merupakan miniatur atau prototipe dari sebuah karangan. Dalam bentuk miniatur ini karangan tersebut dapat diteliti, dianalisis, dan dipertimbangkan secara menyeluruh, bukan secara terlepas-lepas.
Pengertian Outline menurut bahasa adalah : kerangka, regangan, gari besar, atau guratan. Jadi Outline merupakan rencana penulisan yang memuat garis-garis besar dari suatu karangan yang akan digarap dan merupakan rangkaian ide-ide yang disusun secara sistematis, logis, jelas, terstruktur, dan teratur.
Sedangkan Karangan merupakan karya tulis hasil dari kegiatan seseorang untuk mengungkapkan gagasan dan menyampaikanya melalui bahasa tulis kepada pembaca untuk dipahami. Lima jenis karangan yang umum dijumpai dalam keseharian adalah narasi, deskripsi, eksposisi, argumentasi, dan persuasi.
Jadi jika kita satukan dua kata tersebut pengertian Kerangka karangan adalah rencana teratur tentang pembagian dan penyusunan gagasan. Kerangka karangan yang belum final di sebut outline sementara sedangkan kerangka karangan yang sudah tersusun rapi dan lengkap disebut outline final.
Kerangka karangan merupakan suatu rencana kerja yang memuat garis-garis besar dari suatu karangan atau tulisan yang akan ditulis atau dibahas,susunan sistematis dari pikiran-pikiran utama dan pikiran-pikiran penjelas yang akan menjadi pokok tulisan.
Kerangka karangan merupakan suatu rencana kerja yang memuat garis-garis besar dari suatu karangan atau tulisan yang akan ditulis atau dibahas, susunan sistematis dari pikiran-pikiran utama dan pikiran-pikiran penjelas yang akan menjadi pokok tulisan, atau dapat juga didefinisikan sebagai satu metode dalam pembuatan karangan yang mana topiknya dipecah kedalam sub-sub topik dan mungkin dipecah lagi kedalam sub-sub topik yang lebih terperinci.
A. Simpulan
Setelah dibahas dalam bab sebelumnya akhirnya penulis dapat menarik kesimpulan bahwa Karangan adalah suatu karya tulis hasil dari kegiatan seseorang untuk mengungkapkan gagasan dan menyampaikanya melalui bahasa tulis kepada pembaca untuk dipahami. Lima jenis karangan yang umum dijumpai dalam keseharian adalah narasi, deskripsi, eksposisi, argumentasi, dan persuasi.
Sedangkan Kerangka karangan adalah rencana penulisan yang memuat garis-garis besar dari suatu karangan yang akan ditulis, dan merupakan rangkaian ide-ide yang disusun secara sistematis, logis, jelas, terstruktur, dan teratur. Kerangka karangan dibuat untuk mempermudah penulisan agar tetap terarah dan tidak keluar dari topik atau tema yang dituju. Pembuatan kerangka karangan ini sangat penting, terutama bagi penulis pemula, agar tulisan tidak kaku dan penulis tidak bingung dalam melanjutkan tulisannya.
Jadi kedua pembahasan ini sangatlah berkaitan karena jika kita ingin membuat suatu karangan yang sistematis, logis, jelas, terstruktur, dan teratur maka sebelum pembuatan karangan itu harus terlebih dulu kita membuat sebuah kerangka karangan agar pada karangan tersebut menjadi  terarah dan tidak keluar dari topik atau tema yang dituju.
B. Saran
Dalam pembuatan karangan haruslah di buat suatu kerangka karangan agar mendapatkan suatu hasil karangan yang sistematis, logis, jelas, terstruktur dan teratur tentunya akan menghasilkan suatu karangan yang berkualitas.

Senin, 05 November 2012

iklan perment mint

        Iklan selalu hidup dan berada kapan saja dan dimana saja dalam kehidupan kita.Keberadaan iklan dimulai di Inggris tahun 1472, melalui kemunculan iklan cetak berupa buku baru doa gereja yang ditempelkan di gerbang.
Surat kabar pertama yang terbit di London tahun 1650 mulai menggunakan iklan terselubung karena iklan belum ditata secara profesional. Di Amerika, surat kabar pertama yang memasang iklan pada terbitannya adalah Boston Newsletter 1704. Iklan dirancang sebagai headline yang memenuhi halaman depan surat kabar yang terbit secara berkala. Benyamin Franklin adalah orang pertama yang memperkaya informasi iklan dengan menambah ilustrasi sehingga efek iklan semakin kuat (Darmawan, 2005: 103-114).
Di Indonesia, pada masa perkembangannya,bentuk iklan bersandar pada bahasa verbal yang tertulis dan tercetak. Bahasa dalam iklan dituntut mampu menggugah, menarik, mengidentifikasi, menggalang kebersamaan,dan mengombinasinasikan pesan dengan komparatif kepada khalayak (Stan Rapp& Tom Collins, 1995:152). Struktur kata dalam iklan menggugah: mencermati kebutuhan konsumen, memberikan solusi, dan memberikan perhatian ; Informatif : kata-katanya harus jelas, bersahabat, komunikatif; persuasive : rangkaian kalimatnya membuat konsumen nyaman, senang, dan menghibur. Bahasa yang dipakai dalam iklan harus mengarahkan target audience untuk membeli, menggunakan, atau beralih pada produk jasa yang di iklankan.
              Gaya bahasa yang dipakai harus disesuaikan dengan siapa ia berbicara, bagaimana kebiasaan perilaku, di mana mereka berada. Akan tetapi ada yang berpendapat bahwa bahasa dalam iklan terkadang dipandang menarik, jika bersifat main-main, atau menurut Hakim (2006) bersifat “lanturan”.

“Ini pensil, ini permen mintz, daripada gigit pensil mending gigit mintz, jelek iklannya?biarin. yang penting mintz. Permen enak, permen enak, permen enak”
Narasi diatas merupakan narasi yang terdapat dalam iklan produk permen “mintz”, tanpa analisa lebih jauh, kita dapat memastikan bahwa iklan diatas tidak lah mengikuti “persyaratan” yang baik dalam membuat iklan. Seperti yang telah dipaparkan diatas struktur kata dalam iklan menggugah: mencermati kebutuhan konsumen, memberikan solusi, dan memberikan perhatian ; Informatif : kata-katanya harus jelas, bersahabat, komunikatif; persuasive : rangkaian kalimatnya membuat konsumen nyaman, senang, dan menghibur. Bahasa yang dipakai dalam iklan harus mengarahkan target audience untuk membeli, menggunakan, atau beralih pada produk jasa yang di iklankan.
Namun, dalam iklan mintz sepertinya kita tidak dapat rasa tergugah karena tidak memberikan perhatian kepada konsumen, karena ada kesan pembelaan dari permen mintz dalam narasinya “jelek iklannya?biarin. yang penting mintz” yang menunjukan ketidak perdulian, selain itu iklan permen mintz juga tidak informative, karena kata-kata yang digunakan tidak jelas, tidak bersahabat, tidak komunikatif, dan tidak juga persuasive. Rangkaian kalimat yang digunakan dalam narasi justru cenderung egois dan tidak menumbuhkan rasa ingin membeli produk tersebut. Jika dilihat dari segi bahasa juga tidak tepat karena apabila kita menerjemahkan kata “chewy” karena permen mintz merupakan “chewy candy”  yang berarti kenyal maka kata kerja gigit dalam iklan tidaklah tepat digunakan sebagai pengganti narasi “daripada gigit pensil mending gigit mintz”. Secara keseluruhan iklan permen mintz ini bukanlah contoh iklan yang baik, namun agak sedikit cukup menghibur dengan narasi iklan yang lumayan ngawur.


refrensi : http://ramenoodlebercerita.wordpress.com
http://ayuniqurrata.blogspot.com/2012/04/permen-itu-enak.html

TATA BICARA ARSETIF


PENTINGNYA KOMUNIKASI .
Komunikasi mencakup dua hal dari multiple intelligences, yaitu kecer-
dasan sosial dan kecer-dasan berbahasa. Orang yang bijak berkomuni-
kasi umumnya cerdas secara emosi. Setelah buku Emotional
Intelligence- nya Daniel Goleman meledak, orang menyadari bahwa
dewasa ini IQ tidak sepenting EQ.Kecerdasan berkomunikasi tidak
tumbuh begitu saja. Pada beberapa anak mungkin sudah terlihat bakat
ber-bahasa sejak kecil. Biasanya ini terdapat pada anak yang dilatih
berbicara dan membaca di usia awal. Kosa katanya banyak. Tetapi ini
tidak menjamin si anak pandai berkomunikasi. Emosi-emosinya juga
perlu dibangun dengan baik, sehingga proses komunikasi ter-jadi
dalam atmosfer emosi yang baik.Sebagai orangtua kita perlu melatih
anak-anak berkomunikasi dengan baik, terutama menyangkut intonasi
suara dan pemilihan kata. Tentu saja, sebelumnya kita sendiri perlu
berbicara sopan, menghargai dan menjadi contoh bagi anak-anak kita.

BERBICARA ASERTIF.
Apakah kalimat asertif itu? Kalimat asertif adalah cara
berkomunikasi yang tidak menyerang lawan bicara. Inti kalimat
terletak pada pengungkapan perasaan kita dengan terus terang, sopan,
dan apa adanya.Manusia punya cenderungan mempertahankan diri bila
diserang. Demikian pula bila ia merasa disalahkan, direndahkan, atau
tidak dihargai. Sebab itu penting sekali memperlihatkan sikap
positif dalam berkomunikasi, bagaimanapun sebalnya kita pada lawan
bicara kita. Ini tidak mudah, perlu berpikir sebelum berkata, dan
berlatih melakukannya. Sebuah pesan akan sampai dengan baik jika
disampaikan pada waktu, tempat dan cara yang tepat. Masalahnya, kita
kadang-kadang ingin langsung saja. Kalau caranya kurang pas, orang
yang kita ajak bicara jadi tidak senang. Akhirnya pesan kita tidak
sampai dengan baik. Bahkan bisa menimbulkan salah pengertian.

BEBERAPA CONTOH
Berikut ini beberapa contoh kalimat yang menyerang:
1. Percakapan Dimas (6 tahun) dan papanya, "Dimas, kamu ini
bagaimana? Makin besar makin malas bangun pagi! Lihat, sudah
2. Percakapan Kevin (8 tahun) dan mamanya, "Mengapa kamu tidak
beritahu Mama kalau sepatumu sudah robek? Bikin malu aja!"
3. Ibunya Ina (10 tahun) memarahi anaknya pada suatu pagi, "Nah,
kamu lupa bikin PR lagi, kan? Tadi malam mama sudah
4. Mirza (11 tahun) berbicara dengan saya, "Ma, tiap kali aku
ngajak ngomong, Mama nggak perhatikan aku dengan baik. Muka mama
5. Daud (10 tahun) dan abangnya Januar (14 tahun), "Mengapa sih
kamu begitu, Bang? Aku enggak suka kamu terus melecehkan

Sekarang mari perhatikan kali-mat asertif dari peristiwa di atas:
1. "Dimas, rasanya tiap pagi Papa merasa tegang. Papa takut kamu
ter-lambat. Bagaimana kalau nanti malam kamu tidur lebih
2. "Sepatumu robek? Maaf, Mama kurang memperhatikan kamu. Pulang
sekolah nanti kita ke toko, ya." (kalimat ini tidak
3. "PR kamu belum selesai? Ada yang perlu Mama bantu?" (tidak
perlu menyalahkan Ina, dia sudah tahu kesalahannya. Menyalahkan
4. "Aku boleh bicara dengan Mama ?" (ini adalah complain Mirza
terhadap saya beberapa hari lalu. Sebagai ibu, saya mengerti
5. Januar senang menggoda adiknya. Sedangkan Daud tidak
menganggap main-main. Daud tidak suka diganggu (catatan: anak usia

TIDAK MUDAH, ANAK BUTUH TELADAN
Melakukan komunikasi asertif tidak-lah mudah. Ini membutuhkan energi
ekstra karena kita dituntut berpikir sebelum berkata. Di samping itu
pertama-tama kitalah yang harus memberi contoh dalam berkomunikasi
asertif di rumah. Mari kita perhatikan cara berkomunikasi dengan
pasangan, suami atau istri. Juga dengan pem-bantu, dan anggota
keluarga lainnya di rumah. Tanpa contoh yang baik, sulit mengarahkan
anak bersikap asertif. Anak adalah peniru yang baik.Belakangan ini
saya SELALU berpikir dulu sebelum mengatakan sesuatu kepada anak-
anak, suami, dan orang lain di sekitar saya, "Apakah isi pesan
(kalimat) saya akan diterima dengan baik?"
Motivasi saya adalah apa gunanya berbicara jika hanya menim-bulkan
salah pengertian atau perteng-karan. Apalagi jika materi yang ingin
saya sampaikan sebenarnya sudah dimengerti oleh lawan bicara saya.
Atau lawan bicara saya tidak sedang dalam kondisi bisa diberi
nasehat. Saya teringat kalimat yang diucapkan Pak Charles Ingalls ke-
pada putrinya, Laura dalam serial Rumah Kecil, "Kalau kita tidak
bisa mengatakan hal-hal baik tentang seseorang, lebih baik jangan
berbicara." Saya juga dikuatkan oleh ayat hafalan di Sekolah Minggu
yang berbunyi, "Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar,
semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang
manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan
patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu!"Mari membantu anak-anak kita
bertumbuh dengan emosi yang sehat.

JENIS / BENTUK KOMUNIKASI
Komunikasi mempunyai 3 bentuk :
1. Aggressive Communication
Komunikasi ini dapat mengurangi hak orang lain dan cenderung untuk
merendahkan / mengendalikan / menghukum orang lain. Komunikasi ini
menenggelamkan hak orang lain. Contoh komunikasi agresif : "Lakukan
saja!".
Ciri-cirinya adalah
- Ingin kemauan dan pendapatnya diikuti
- Memaksa orang untuk melakukan hal-hal yang tidak ingin
dilakukan
- Keras dan bermusuhan
- Menyerang secara fisik atau verbal
- Interupsi
- Intimidasi
- Ingin menang dengan segala cara
- Suka memakai kambing hitam
- SUka memakai figur "Big Boss"

Komunikasi agresif memiliki satu buah sub yaitu Komunikasi Aggresif
tidak Langsung yang berupaya untuk memaksa orang lain melakukan hal
yang kita kehendaki tetapi mereka tidak menghendakinya.
Istilah "pisau dibalik topeng senyuman" mungkin cocok dengan
komunikasi agresif tidak langsung karena cara-cara mereka umumnya
sopan, tenang, manipulative/ menjebak, merendahkan orang lain, dan
sabotase.
Orang yang melakukan aggressive communication mungkin pada awalnya
merasa puas, menang/superior dan cenderung untuk mengulangi
tindakannya. Tetapi untuk jangka panjangnya mereka dapat merasa
bersalah (saat memikirkan tindakannya) , malu, dan ditinggalkan
teman. Pada akhirnya akan terus menyalahkan orang lain atau system.
Balas dendam mungkin dapat dilakukan oleh orang lain yang sebelumnya
disudutkan.
2. Passive Communication (Submissive)
Komunikasi ini merupakan lawan dari komunikasi aggressive dimana
orang tersebut cenderung untuk mengalah dan tidak dapat
mempertahankan kepentingannya sendiri. Bahkan hak mereka cenderung
dilanggar namum dibiarkan. Mereka cenderung untuk menolak secara
pasif (dengan ngomel dibelakang misalnya).
Ciri-ciri komunikasi pasif ini adalah:
- Orang yang jarang mengungkapkan keinginan dan kebutuhan
atau perasaan
- Mengikuti tuntutan dan kemauan orang lain, ingin
menghindari konflik
- Tidak mampu mempertahankan hak dan pribadinya
- Selalu mengedepankan orang lain
- Minta maaf berlebihan
- Marah kecewa, frustasi dipendam
- Tidak tahu apa yang diinginkan
- Tidak bisa ambil keputusan
- Selalu mencari-cari alasan atas tindakan
Untuk jangka pendek, komunikasi ini bisa mengakibat rasa lega,
terhindar dari rasa bersalah, bangga, dan kasihan pada diri sendiri.
Namun untuk jangka panjang dapat kehilangan percaya diri dan hormat
pada diri sendiri.
3. Assertive Communication
Assertive Communication adalah komunikasi yang terbuka, menghargai
diri sendiri dan orang lain. Komunikasi assertive tidak menaruh
perhatian hanya pada hasil akhir tapi juga hubungan perasaan antar
manusia.
Ciri-ciri assertive communication adalah:
- Terbuka dan jujur terhadap pendapat diri dan orang lain
- Mendengarkan pendapat orang lain dan memahami
- Menyatakan pendapat pribadi tanpa mengorbankan perasaan
orang lain
- Mencari solusi bersama dan keputusan
- Menghargai diri sendiri dan orang lain, mengatasi konflik
- Menyatakan perasaan pribadi, jujur tetapi hati-hati-
Mempertahankan hak diri.
- he differences between Assertive, Aggressive and Passive
body language.

Bahasa tubuh untuk tiga jenis komunikasi :

Assertive
Aggressive
Pasif

Posture
Tegak lurus
Condong ke depan
Agak mundur

Head
Santai dan tidak kaku
Mendongak ke atas
Menunduk

Eyes :
Langsung, tidak melototi, pandangan bagus, biasa/santai
Melototi seolah-olah akan mengamuk
Tidak berani menatap

Face :
Ekspresi sesuai kata-kata yang keluar
Tegas
Tersenyum selalu bahkan sewaktu kesal

Voice :
Sesuai dengan kontak
Keras
Ragu/lembut, cenderung berbicara setelah lawan selesai berbicara

Arms/hands :
Santai, bergerak bebas
Terkontrol, jari menunjuk menancap ke suatu objek, terkepal keras
Diam… tidak bisa bergerak

Movement/ walking :
Terukur, sesuai
Lambat dan keras atau cepat, bebas, Keras
Lambat dan ragu-ragu atau cepat tapi terkesan terburu-buru

Perilaku assertive memiliki manfaat:
- Meningkatkan self esteem dan percaya diri dalam
mengekspresikan diri sendiri
- Dapat bernegosiasi lebih produktif dengan orang lain
- Dapat merubah situasi kerja yang negatif menjadi positif
- Meningkatkan hubungan antar manusia pada pekerjaan dan
mengurangi kesalahpahaman
- Meningkatkan pengembangan diri dan kepuasan diri pada
pekerjaan/karir sesuai dengan kebutuhan, gaya dan kemampuan
- Mampu membuat keputusan dan lebih mempunyai peluang
mendapatkan apa yang dicari dalam hidup
- Hambatan yang didapat saat mencoba untuk assertive:
- Tindakan dan cara berpikir negatif yg membatasi peluang
Anda
- Conflict - Takut menghadapi konflik sehingga menghindari
tanggapan assertif dalam situasi yang menentukan
- Keterampilan komunikasi - Ketidakmampuan menanggapi
berbagai situasi mengakibatkan emosi, pikirkan dan kecemasan yang
negatif
- Race, tradition, education sewaktu kita masih anak-anak

Unsur-unsur dalam komunikasi assertive:
1. Terbuka dan jelas - upayakan kamu mengkomunikasikan secara
jelas dan spesifik. Misalnya: "saya kurang suka ini" , "Hm….saya
menyukai rencana itu, hanya saja mungkin ada beberapa bagian yang
bisa ditingkatkan (bahasa halus dari diperbaiki)" , "saya punya
pendapat yang berbeda yaitu…."
2. Langsung – Berbicara langsung dengan orangnya, jangan
membawa masalah ke orang lain yang tidak berhubungan.
3. Jujur – agar orang percaya kepada kamu
4. Tepat dalam bersikap, pastikan memperhitungkan nilai social
dalam berbicara. Terang-terangan mengajak kencan seorang wanita pada
saat dia sedang di pesta pernikahannya tentu saja akan membawamu
dalam masalah.
5. Tanyakan umpan balik. "Apakah sudah jelas? Atau ada
pertanyaan?" . Menanyakan umpan balik menjadi bukti bahwa kamu lebih
mengutarakan pendapat daripada perintah.

Ada 3 langkah untuk menjadi Assertive
1. Jadilah pendengar aktif, dan pastikan kamu menunjukan
kepada mereka kalau kamu mendengarkan dan paham (misalnya dengan
membuat kontak mata). Jangan memanfaatkan waktu mendengar untuk
mempersiapkan serangan balik.
2. Katakanlah apa yang sedang kamu pikirkan dan rasakan.
Jangan terlalu memaksa ataupun terlalu meminta maaf. Pada saat
berbicara perhatikan body language kamu, pastikan postur tubuh
sesuai (seperti berdiri tegak), membuat kontak mata, ekspresi wajah
yang sesuai, dan berbicara cukup keras untuk didengar. Nada suara
jangan monoton agar orang lain mudah mengikuti-mu dan tidak merasa
terganggu atau bosan.
3. Katakanlah apa yang kamu harapkan. Upayakan untuk berani
mengatakan ya dan tidak saat kita inginkan, berani membuat sebuah
permintaan, dan mengkomunikasi perasaan kita dengan cara terbuka dan
langsung. Kita harus belajar untuk mengadaptasikan sifat kita pada
beragam situasi kerja, menjaga jaringan pertemanan, dan membangun
hubungan yang dekat.

Saat membuat pernyataan (langkah 2 dan langkah 3), pastikan:
1. Menggunakan pernyataan saya (statement) dan bukan Anda atau
orang lain
2. Spesifik dan jangan umum
3. Mengekspresikan perasaan dan opini Anda (bertanggung jawab)
4. Tidak menilai orang lain saat tidak diperlukan (menilai
bukan untuk tujuan konstruktif)
5. Tidak memperluas / membesar-besarkan masalah

Asertif Tapi Tak Agresif

"Asertivitas adalah suatu kemampuan untuk mengkomunikasikan apa yang
diinginkan, dirasakan, dan dipikirkan kepada orang lain namun dengan
tetap menjaga dan menghargai hak-hak serta perasaan pihak lain.
Dalam bersikap asertif, seseorang dituntut untuk jujur terhadap
dirinya dan jujur pula dalam mengekspresikan perasaan, pendapat dan
kebutuhan secara proporsional, tanpa ada maksud untuk memanipulasi,
memanfaatkan atau pun merugikan pihak lainnya." (menurut e-psikologi)

Menurut kamus, asertive = tegas

PERBEDAAN ASERTIF DAN AGRESIF

Terkadang orang keliru menyamakan asertif dengan agresif. Kita
sering melihat kedua hal ini sama saja. Kunci perbedaannya adalah
sebagai berikut.

· Orang yang bersikap asertif akan mengekspresikan dirinya
dengan menghormati orang lain. Ia juga menginginkan yang terbaik
bagi orang lain, menghormati dirinya sendiri, berpikir "menang-
menang" dan mencari cara untuk mendapatkan kesepakatan yang adil
tanpa merugikan siapa pun.

· Orang yang agresif cenderung menggunakan strategi yang
manipulatif, mencari keuntungan diri sendiri dengan taktik yang
mengecoh pihak lain, tak menghargai hak orang lain, kasar, kejam,
menghina, yang mengakibatkan mereka kehilangan martabat. Mereka
memiliki asumsi yang negatif terhadap motivasi orang lain, dan
selalu berpikir untuk membalas. Mereka tidak berpikir dengan sudut
pandang orang lain. Mereka menang dengan mengorbankan orang lain dan
menciptakan konflik yang tidak perlu.

· Orang yang pasif tidak tahu bagaimana mengomunikasikan
perasaannya dengan tepat kepada orang lain. Mereka cenderung takut
menghadapi konflik yang akan timbul bila mereka mengekspresikan
pikiran dan perasaannya secara terbuka. Mereka membiarkan kebutuhan
mereka tak terpenuhi, hak nya dilanggar, dan menutupi perasaannya
agar "kedamaian terpelihara" . Mereka membiarkan orang lain menang
dan membiarkan dirinya kalah. Padahal kenyataannya semua pihak yang
terlibat sebenarnya kalah, setidaknya sampai pada taraf tertentu.

APA SIH ASERTIF ITU? (untuk ORANG TUANYA)
Berikut ini adalah beberapa contoh skenario sehari-hari dengan
berbagai gaya tanggapan:

Skenario A: Seseorang mendahului Anda dalam antrean di swalayan.
Pemberi respons yang agresif akan berpikir bahwa orang yang
menyerobot antrean sengaja melakukannya. Dan dengan marah ia akan
berkata, "Hei goblok, jangan menyerobot!" Seorang pemberi respons
yang pasif hanya membiarkan orang tersebut berdiri di depannya,
dengan hati kesal. Sedangkan seorang pemberi respons yang asertif
akan berpikir bahwa orang itu tidak melihat bahwa ia sudah
mengantre. Dan dengan sopan ia berkata, "Maaf, saya sudah mengantre
duluan."

Skenario B: Teman Anda yang senang bicara bertele-tele, menelepon
untuk curhat tentang pengalaman buruk yang sedang dialaminya.
Sayangnya, Anda sedang banyak tugas yang harus diselesaikan dalam
waktu dekat dan Anda tidak punya banyak waktu untuk berbicara.
Seorang pemberi respons negatif akan menjadi marah karena berpikir
temannya tidak menghargai waktunya. Mereka akan berkata kepada
temannya itu dengan kasar dan sarkastik, "Oh, apakah kamu tidak
dapat menyelesaikannya sendiri?! Saya juga punya banyak masalah!"
Seorang pemberi respons yang pasif akan membiarkan saja temannya
curhat selama yang ia inginkan. Mereka berpikir temannya
membutuhkannya. Dengan menanggung akibat tugas yang terabaikan dan
terlambat dari deadline. Seorang pemberi respons yang asertif akan
mendengarkan keluhan temannya dan memberikan waktunya sebentar saja
(3-5 menit). Dengan penuh kasih berkata, "Wah, kamu mengalami
persoalan yang berat juga ya! Tapi saat ini saya sedang ada tugas
untuk diselesaikan. Jadi saya tidak punya waktu untukmu sekarang.
Bagaimana kalau kita ngobrol lagi nanti malam?"

APAKAH MANFAATNYA?
Sikap asertif memengaruhi banyak segi kehidupan kita. Orang yang
asertif cenderung memiliki konflik yang lebih sedikit dengan orang
lain, artinya stres dalam hidup mereka berkurang. Mereka mendapatkan
apa yang mereka inginkan dan juga menolong orang lain untuk
mendapatkan apa yang mereka inginkan. Dengan memiliki hubungan yang
saling mendukung, orang yang asertif memiliki orang-orang yang dapat
ia andalkan. Hal ini menjauhkan mereka dari stres sehingga tubuh dan
jiwa mereka juga menjadi lebih sehat.
Sebaliknya, sikap agresif cenderung mengasingkan orang lain dan
menumbuhkan stres yang sebenarnya tidak perlu jika dapat
dikendalikan dengan bersikap asertif. Seseorang dengan perilaku
agresif selalu merasa diserang dan menghindari interaksi dengan
orang yang ia anggap agresif.Seringkali, orang yang bersikap agresif
memiliki hubungan yang retak dan sedikit dukungan sosial. Mereka
tidak mengerti bahwa hal ini terjadi karena sikap mereka sendiri.
Sebaliknya, mereka sendiri juga merasa sebagai korban.
Orang yang pasif selalu menghindari konflik dengan cara menghindar
dari komunikasi untuk mengekspresikan perasaan, pikiran, dan
kebutuhan mereka. Namun, sikap ini juga merusak suatu hubungan dalam
jangka panjang. Mereka selalu merasa menjadi korban, tapi terus
menerus menghindari konfrontasi. Hingga mencapai puncak kemarahan,
dan mereka akan melepaskan kemarahannya dengan agresif. Pihak lain
yang membuatnya marah tidak mengetahui masalahnya, sampai orang yang
pasif ini meledak dalam kemarahan. Peristiwa seperti ini memicu
hubungan yang buruk dan perasaan terluka.

MENGAPA HARUS ASERTIF?
Langkah pertama untuk menjadi orang yang asertif adalah jujur
melihat ke Langkah pertama untuk menjadi orang yang asertif adalah
jujur melihat ke dalam diri kita dan memerhatikan respons kita dalam
menghadapi masalah. Hal ini untuk melihat sampai di mana kita saat
ini, apakah kita cenderung agresif atau pasif. Untuk membantu
menyimpulkan kecenderungan Anda saat ini, jawablah pertanyaan di
bawah ini:

· Apakah Anda sulit menerima kritik yang membangun?
· Apakah Anda menjawab "ya" pada permintaan seseorang,
padahal dalam hati Anda ingin berkata "tidak"?
· Hal ini Anda lakukan agar tidak mengecewakan orang lain.
Apakah Anda mengalami kesulitan ketika berbeda pendapat dengan orang
lain?
· Ketika Anda berbicara dengan seseorang dan Anda tidak
sependapat dengannya, apakah orang itu merasa Anda sudutkan?
· Apakah Anda merasa diserang oleh orang yang berbeda
pendapat dengan Anda?

Jika Anda menjawab "ya" pada kebanyakan pertanyaan di atas, Anda
akan mendapatkan keuntungan dari bagian II: Mempelajari Komunikasi
Asertif.


TIPS:
1. Pastikan gerak dan sikap tubuh Anda percaya diri: berdiri
tegap, tataplah mata orang lain yang sedang Anda ajak bicara, dan
relaks.
2. Gunakanlah nada bicara yang tegas, namun tetap bersahabat.
3. Jangan berasumsi bahwa Anda mengetahui motivasi orang lain,
apalagi bila Anda berpikir negatif tentangnya.
4. Ketika sedang berdiskusi, jangan lupa untuk mendengarkan
dan mengajukan pertanyaan! Karena sangatlah penting untuk memahami
sudut pandang orang lain tentang permasalahan yang sedang dibahas.
5. Berpikirlah "menang-menang" : perhatikan dan carilah cara
untuk mendapatkan perjanjian yang disetujui bersama. Tidak ada pihak
yang merasa dirugikan, sehingga masing-masing pihak puas karena
keinginannya terpenuhi.

Solusi Untuk Yang Asertif
Menurut situs CONECTIQUE pada bagian TrendTipsSolution diberikan
solusi antara lain :
1. Pilah dengan jelas wilayah yang menjadi hak Anda dengan
wilayah yang bukan hak Anda, tapi Anda menginginkannya. Orang
asertif bukan orang serakah yang mencaplok wilayah hak orang lain.
2. Beranilah membicarakan sesuatu yang tak beres yang
berkaitan dengan diri Anda, meski untuk sesuatu yang sepele. Katakan
selalu dengan nada datar dan bersahabat, bukan dengan nada emosi.
3. Tunjukkan citra diri yang positif. Orang yang memiliki
citra yang baik akan diterima dengan positif ketika ia menunjukan
sikap asertif.
4. Pintar-pintarlah membaca keadaan. Perilaku asertif dapat
dinilai agresif jika ditunjukan dalam kondisi yang salah. Pastikan
suasana yang ada tidak dilingkupi perasaan emosional.

Jumat, 05 Oktober 2012

BAHASA INDONESIA SAAT INI


         Bahasa Indonesia adalah Bahasa resmi Bangsa Indonesia dan bahasa persatuan Bangsa Indonesia. Bahasa Indonesia diresmikan penggunaannya setelah Prokalmasi Kemerdekaan Indonesia, tepatnya sehari sesudahnya, bersamaan dengan mulai berlakunya konstitusi. Di Timor Leste, bahasa Indonesia berstatus sebagai bahasa kerja.Dari sudut pandang linguistik, bahasa Indonesia adalah salah satu dari banyak ragam bahasa Melayu. Dasar yang dipakai adalah bahasa Melayu Riau (wilayah Kepulauan Riau sekarang) dari abad ke-19. Dalam perkembangannya ia mengalami perubahan akibat penggunaanya sebagai bahasa kerja di lingkungan administrasi kolonial dan berbagai proses pembakuan sejak awal abad ke-20. Penamaan "Bahasa Indonesia" diawali sejak dicanangkannya Sumpah Pemuda, 28 Oktober 1928, untuk menghindari kesan "imperialisme bahasa" apabila nama bahasa Melayu tetap digunakan. Proses ini menyebabkan berbedanya Bahasa Indonesia saat ini dari varian bahasa Melayu yang digunakan di Riau maupun Semenanjung Malaya. Hingga saat ini, Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang hidup, yang terus menghasilkan kata-kata baru, baik melalui penciptaan maupun penyerapan dari bahasa daerah dan bahasa asing.Meskipun dipahami dan dituturkan oleh lebih dari 90% warga Indonesia, Bahasa Indonesia bukanlah bahasa ibu bagi kebanyakan penuturnya. Sebagian besar warga Indonesia menggunakan salah satu dari 748 bahasa yang ada di Indonesia sebagai bahasa ibu.Penutur Bahasa Indonesia kerap kali menggunakan versi sehari-hari (kolokial) dan/atau mencampuradukkan dengan dialek Melayu lainnya atau bahasa ibunya. Meskipun demikian, Bahasa Indonesia digunakan sangat luas di perguruan-perguruan, di media massa, sastra, perangkat lunak, surat-menyurat resmi, dan berbagai forum publik lainnya,sehingga dapatlah dikatakan bahwa Bahasa Indonesia digunakan oleh semua warga Indonesia.Fonologi dan tata bahasa Bahasa Indonesia dianggap relatif mudah.Dasar-dasar yang penting untuk komunikasi dasar dapat dipelajari hanya dalam kurun waktu beberapa minggu.Awal penciptaan Bahasa Indonesia Sumpah Pemuda, yaitu pada 28 Oktober 1928. Pada Kongres Nasional kedua di Jakarta, Muhammad Yamin mengusulkan penggunaan Bahasa Indonesia sebagai bahasa untuk negara Indonesia selepas kemerdekaan dan telah diresmikan pada tahun 1945. Namun hanya sebagian kecil dari penduduk Indonesia saja yang benar-benar menggunakannya sebagai bahasa ibunda, karena dalam percakapan sehari-hari yang tidak resmi, masyarakat Indonesia lebih suka menggunakan bahasa daerahnya masing-masing sebagai bahasa ibu seperti bahasa Melayu pasar, bahasa Jawa, bahasa Sunda, dan lain sebagainya.Dalam bunyi sumpah pemuda menyerukan bahwa Bahasa Indonesia adalah bahasa terpenting untuk digunakan di kawasan wilayah NKRI. Bertepatan dengan sumpah pemuda 28 Oktober 1928 tersebut bahasa Indonesia diresmikan Sebagai bahasa Nasional,bahasa pemersatu.Namun di era modern saat ini,Bahasa persatuan kita bahasa Indonesia dalam penggunaannya sehari-hari di Negara kita ini telah terkotori keindahan Bahasa Indonesia itu. Alangkah kacau balaunya penggunaan bahasa Indonesia yang terjadi saat ini.Jika kita lihat di tempat resmi dan di media umum seperti radio dan di televisi. Bukan hanya para rakyat biasa,juga oleh para pejabat,dalam keseharian berkomunikasi lebih suka mencampur adukan bahasa Indonesia dengan bahasa asing.coba cermati ujaran berikut: ‘’Sorry , bisakah kamu tolong saya’’, ‘’Maaf bisakah kamu tolong saya’’. Dari kedua ujaran itu,manakah yang sering anda dengarkan pada keseharian anda dalam berbahasa atau berkomunikasi? Sudah tentu anda memiliki jawaban tersendiri. Merasa kurang hebat,merasa diri kampungan kalau tidak mencampur adukkan bahasa asing ke dalam bahasa Indonesia.fenomena seperti inilah yang sedang terjadi dimasyarakat kita dalam keseharian berbahasa atau berkomunikasi. Sadar atau tidak dengan mencampura adukkan bahasa asing ke dalam bahasa Indonesia dalam keseharian kita berbahasa,akan menjadikan bahasa Indonesia itu menjadi burukdigunakan dalam kehidupan modern ini.lunturnya kebanggaan masyarakat kita dalam menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar  bukan tidak mungkin jika terus menerus dibiarkan bahasa Indonesia itu dicampur adukan dengan bahasa asing akan berakibat dimasa mendatang anak dan cucu kita tidak lagi mengetahui bahasa Indonesia yang baik dan benar. Orangtua saat ini lebih mengarahkan anaknya mengembangkan bahasa asing,bahkan sedihnya orang akan mencemooh seorang ana yang memilih jurusan bahasa Indonesia.kursus bahasa sing bak jamur di musim penghujan.orang akan malu jika salah menuturkan bahasa asing,atau tidak pandai bahasa asing.tidak pernah ambil pusing terhadap kesalahan yang digunakan dalam bahasanya sendiri.jika hal ini dibiarkan terus menerus bisa jadi bahasa Indonesia itu terkikis dan hilang dari bumi Indonesia kita ini.Dalam undang-undang nomor 24 tahun 2009 yang membahas tentang bahasa kita bahasa Indonesia.walau memang dalam undang-undang tersebut hanya berisi peraturan-peraturan tentang penggunaan bahasa Indonesia tanpa ada sanksi-sanksi yang harus diterima jika tidak menjalankan kewajiban yang dijelaskan tersebut. Namun sebagai warga Negara yang baik, kita bertanggung jawab besar terhadap hidup atau matinya bahasa kita.lebih arif jika kita berkaca pada diri sendiri,bagaimana kedudukan bahasa Indonesia dihati kita,apakah kita termasuk orang yang selama ini lebih suka mencampur adukan bahasa Indonesia dengan bahasa asing?.jika memang ya..marilah menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar tanpa harus mencampur adukkan nya dengan bahasa asing.tanamkan lah kembali rasa bangga berbahasa Indonesia yang baik dan benar dalam berbahasa atau               Bahasa sebagai salah satu sarana komunikasi antar sesama manusia tentunya bertujuan agar dapat dimengerti oleh manusia lainnya. Meskipun berbicara dalam satu bahasa yang sama, dalam hal ini bahasa Indonesia, namun ragam bahasa yang dipakai tidaklah sama. Masing-masing kelompok menggunakan ragam bahasa yang berbeda. Pemanfaatan ragam bahasa yang tepat dan serasi menurut golongan penutur dan jenis pemakaian bahasa inilah yang disebut berbahasa yang baik. Dapat dikatakan, berbahasa yang baik adalah berbahasa yang sesuai konteks. Untuk itu sebagai orang yang mengaku bertanah air dan berbangsa Indonesia, mari kita juga cerdas berbahasa Indonesia. Bukankah salah satu cara untuk menghargai sumpah para pemuda pada 28 Oktober 1928 lalu adalah dengan mencintai bahasa Indonesia dan belajar menggunakannya sesuai kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar.

Referensi:id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Indonesia http://edukasi.kompasiana.com/2012/02/07/alangkah-kacau-balaunya-penggunaan-bahasa-indonesia-saat-ini/ x


PERKEMBANGAN TEKNOLOGI PADA SMARTPHONE








     HandPhone atau disebut pula perangkat telekomunikasi elektronik yang mempunyai kemampuan dasar yang sama dengan telepon konvensional saluran tetap, namun dapat dibawa ke mana-mana (portabel, mobile) dan tidak perlu disambungkan dengan jaringan telepon menggunakan kabel (nirkabel; wireless).

Saat ini Indonesia memiliki dua jaringan nirkabel yaitu GSM dan CDMA.


PERKEMBANGAN



Sejarah penemuan telepon seluler tidak lepas dari perkembangan radio. Awal penemuan telepon seluler dimulai pada tahun 1921 ketika Departemen Kepolisian Detroit Michigan mencoba menggunakan telepon mobil satu arah. Kemudian, pada tahun 1928 Kepolisian Detroit mulai menggunakan radio komunikasi satu arah regular pada semua mobil patroli dengan frekuensi 2 MHz. pada perkembangan selanjutnya, radio komunikasi berkembang menjadi dua arah dengan ‘’frequency modulated ‘’(FM).Sistem telepon seluler 0-G masih menggunakan sebuah sistem radio VHF untuk menghubungkan telepon secara langsung pada PSTN landline. Kelemahan sistem ini adalah masalah pada jaringan kongesti yang kemudian memunculkan usaha-usaha untuk mengganti sistem ini.
sep penggunaan telepon hexagonal sebagai dasar telepon seluler. Namun, konsep ini baru 
dikembangkan pada 1960-an.


Berawal pada tahun 1992, smartphone dirancang pertama kali oleh IBM pada 1992, diberi nama Simon dan dipamerkan sebagai produk konsep tahun itu di COMDEX, sebuah pameran komputer di Las Vegas, Nevada. Dipasarkan ke publik pada tahun 1993 dan dijual oleh BellSouth.  Fitur yang tersedia seperti kalender, buku telepon, jam dunia, tempat pencatat, surel, kemampuan mengirim dan menerima faks dan menggunakan layar sentuh untuk memilih nomor telepon dengan jari atau membuat faksimile dan memo dengan tongkat stylus. Bagi standar masa kini, Simon merupakan produk tingkat rendah, tetapi fitur-fiturnya pada saat itu sangatlah canggih.

Simon Smartphone

Kemudian di tahun 1996, Nokia merilis telepon pintar pertamanya dan diberi nama Nokia 9000. Dari bentuknya yang mirip seperti komputer tangan, telepon pintar ini merupakan hasil penggabungan antara model PDA buatan Hewlett Packard yang sukses dan mahal dengan telepon Nokia yang laris pada waktu itu.

Di tahun 2002, RIM mengeluakan BlackBerry pertama yang merupakan telepon pintar pertama dengan penggunaan surel nirkabel yang optimal.


Kembali dengan produk barunya, tahun 2005 Nokia menerbitkan seri-N telepon pintar 3G yang dijual bukan sebagai telepon genggam tetapi sebagai komputer multimedia.
Android, OS untuk telepon pintar keluaran tahun 2008.Android didukung oleh Google, bersama pengusaha piranti keras dan lunak yang terkemuka seperti Intel, HTC, ARM, Motorola dan eBay, yang kemudian membentuk Open Handset Alliance.
Smartphone kembali mengejutkan dengan hadirnya inovasi baru di tahun-tahun belakangan ini. 

Dalam beberapa tahun belakangan, perkembangan smartphone telah mengalami lompatan yang luar biasa dalam aspek apa pun. Terutama aspek hardware, berbagai pabrikan ponsel pintar di seluruh dunia juga telah berhasil melangkah begitu jauh. Bila dianalogikan, maka perkembangan teknologi secara keseluruhan sungguh sangat sulit untuk dibayangkan.
Di balik segala perkembangan teknologi tersebut, kita tentu harus mempunyai sebuah standar tersendiri. Standar-standar tersebut diharapkan akan membantu kita dalam memilih berbagai gadget yang telah dan akan muncul di tahun-tahun berikutnya, seiring dengan perkembangan teknologi yang tiada hentinya. Tentu saja penetapan standar pribadi yang Anda akan tetapkan harus berdasar pada pemakaian teknologi sesuai dengan kebutuhan Anda.
Pertanyaannya adalah: Apakah Anda siap untuk menyambut teknologi-teknologi terbaru yang kini tengah bersiap-siap untuk “menyerbu” ke kehidupan Anda?
Berikut adalah enam prediksi mengenai perkembangan teknologi smartphone, menurut situs Time


Prosesor Quad-Core
Prosesor dengan empat inti saat ini telah menjadi primadona di kalangan penggunasmartphone. Nvidia Tegra Quad-Core adalah satu dari banyak prosesor yang mempunyai kekuatan yang cukup bisa diandalkan. Namun sayangnya, prosesor ini cukup jarang ditemukan di ponsel-ponsel pintar di Amerika Serikat. Pasalnya, Nvidia Tegra tidak mendukung jaringan 4G LTE.
Mengetahui kekurangannya tersebut, Nvidia kini berintegrasi dengan Icera, salah satu provider seluler yang mampu mendukung jaringan 4G LTE dan telah tervalidasi oleh AT&T. Sementara itu Qualcomm menyebutkan bahwa mereka kini sedang mengembangkan chip empat inti dan chip provider seluler yang bisa terhubung dengan jaringan LTE pada pertengahan kedua tahun 2012.
Mellihat perkembangan tersebut, diprediksi pada tahun-tahun mendatang akan terjadi sebuah ledakan pada pemakaian software, terutama bagi ponsel berbasis Android.
Menghubungkan Telepon dan TV
Ketika ponsel telah berhasil menggeser kebiasaan dan bahkan kebudayaan, maka tak heran bila pada akhirnya kita akan sangat bergantung pada sebuah ponsel. Saat ini saja, kita kerap menyimpan berbagai gambar, musik, dan video di dalam ponsel. Tetapi, akan tiba saatnya dimana kita butuh sarana untuk menampung dan memamerkan dokumen-dokumen video dan musik tersebut.
Apple adalah pihak yang pertama kali mewujudkan gagasan tersebut. Lewat produknya, Apple AirPlay dan Apple TV, kini kita bisa menonton dan melihat gambar-gambar yang tersimpan di dalam ponsel kita. Melihat dari keberhasilan Apple, kini kita bisa menunggu perusahaan-perusahaan teknologi lainnya untuk membuat media-media yang bisa menampilkan video kenangan kita langsung dari ponsel.
Samsung Galaxy S III telah mengawali langkah tersebut. Dengan menyediakan jaringan Wi-Fi pada ponselnya, perusahaan Korea Selatan tersebut juga akan segera memasarkan sebuah TV yang telah dilengkapi dengan koneksi yang sama dan akan membuat kita menikmati video atau foto langsung dari ponsel.
Waterproof
Air adalah sumber kehidupan kita. Namun, air juga bisa menjadi musuh kala kita sedang menggenggam atau menaruh smartphone di atas meja restoran. Kini, Anda tidak perlu lagi takut bila ponsel Anda harus tersiram air akibat kelalaian seorang pelayan restoran.
Beberapa perusahaan kini tengah berlomba-lomba untuk mengembangkan pelapis ponsel tahan air. Mereka terus-menerus berusaha untuk membuat berbagai pelapis terbaik demi menjaga ponsel Anda dari siraman air. Istimewanya adalah desain dari pelapis-pelapis tersebut yang luar biasa.
Disebut luar biasa karena saat ini perusahaan-perusahaan tersebut telah berhasil memproduksi pelapis tahan air yang sangat tipis. Begitu tipisnya sehingga kita bisa menggunakannya tanpa harus menambahkan berat beban dari ponsel itu sendiri atau bahkan membuat ponsel tersebut terlihat menjadi lebih gemuk.
Jangan heran bila teknologi ini menjadi trend dalam beberapa tahun ke depan.


Refrensi : 
http://www.teknokers.com/2012/06/seperti-inilah-perkembangan-teknologi.html              http://www.oktomagazine.com/oktogadget/cellphones/3089/prediksi.kemajuan.teknologi.smartphone


Jumat, 20 April 2012

Pasar Oliogli

         Pasar merupakan tulang punggung perekonomian masyakat, baik masyarakat yang berada dikalangan kelas bawah ataupun masyarakat yang berada di kalangan kelas atas. Pasar juga merupakan proses hubungan timbal antara penjual dan pembeli untuk mencapai kesepakatan harga dan jumlah suatu barang/jasa yang diperjualbelikan. Semua unsur yang berkaitan dengan hal ekonomi berada di pasar oligpoli mulai dari unsur produksi, distribusi, ataupun unsur konsumsi.
Dalam pasar oligopoli, setiap perusahaan memposisikan dirinya setiap perusahaan memposisikan dirinya sebagai bagian yang terikat dengan permainan permainan pasar, dimana keuntungan yang mereka dapatkan tergantung dari tindak-tanduk pesaing mereka. Sehingga semua usaha promosi, iklan, pengenalan produk baru, perubahan harga dan sebagainya dilakukan dengan tujuan untuk menjauhkan konsumen dari pesaing mereka.
Praktek oligopoli umumnya dilakukan sebagai salah satu upaya untuk menahan perusahaan-perusahaan potensial untuk masuk ke dalam pasar dan juga perusahaan-perusahaan melakukan oligopoli sebagai salah satu usaha untuk menikmati laba normal di bawah tingkat maksimum dengan menetapkan harga jual, sehingga menyebabkan kompetisi harga diantara pelaku usaha yang melakukan praktek oligopoli menjadi tidak ada.
Dalam Undang-undang No. 5 Tahun 1999, oligopoli dikelompokkan ke dalam kategori perjanjian yang dilarang, padahal umumnya oligopoli terjadi melalui keterkaitan reaksi, khususnya pada barang-barang yang bersifat homogen atau identik dengan kartel (kelompok produsen independen yang bertujuan menetapkan harga untuk membatasi suplai dan kompetisi), sehingga ketentuan yang mengatur mengenai oligopoli ini sebaiknya digabung dengan ketentuan yang mengatur mengenai kartel.


1. Pengertian Pasar Oligopoli
Istilah oligopoli berarti beberapa penjual. Beberapa penjual di dalam konteks ini maksudnya dimana penawaran satu jenis barang dikuasai oleh beberapa perusahaan. Beberapa dapat berarti paling sedikit 2 dan paling banyak 10 sampai 15 perusahaan. Pasar oligopoli merupakan suatu struktur pasar dimana hanya terdapat beberapa produsen yang menghasilkan barang-barang yang bersaing. Jika pasar oligopoli hanya terdiri dari dua perusahaan saja maka disebut duopoli.
Dalam oligopoli, setiap perusahaan memposisikan dirinya sendiri sebagai bagian yang terikat dengan permainan pasar, dimana keuntungan yang mereka dapatkan tergantung pada tindak-tanduk pesaing mereka, sehingga semua usaha promosi, iklan, pengenalan produk baru, perubahan harga dan sebagainya dapat dilakukan dengan tujuan untuk menjauhkan konsumen dari pesaing mereka.
Praktek oligopoli umumnya dilakukan sebagai salah satu upaya untuk menahan perusahaan-perusahaan potensial untuk masuk ke dalam pasar. Perusahaan-perusahaan melakukan oligopoli sebagai salah satu usaha untuk menikmati laba normal dibawah tingkat maksimum dengan menetapkan harga jual terbatas sehingga menyebabkan kompetisi harga diantara pelaku usaha yang melakukan praktek oligopoli menjadi tidak ada.
2. Karakteristik Pasar Oligopoli
Dari pengertian yang dikemukakan sebelumnya dapat dilihat beberapa karakter dari pasar oligopoli yaitu sebagai berikut:
a. Hanya Sedikit Perusahaan Dalam Industri (Few Number of Firms)
Secara teoristis sulit sekali untuk menetapkan berapa jumlah perusahaan di dalam pasar, agar dapat dikatakan oligopoli. Namun untuk dasar analisis biasanya jumlah perusahaan diasumsikan kurang dari sepuluh. Dalam kasus tertentu hanya terdapat dua perusahaan (duopoli). Kekuatan perusahaan-perusahaan dalam industri dapat diukur dengan menghitung rasio konsentrasi (concentration ratio). Rasio konsentrasi menghitung berapa persen output dalam pasar oligopoli dikuasai oleh perusahaan-perusahaan yang dominan (empat sampai dengan delapan perusahaan). Jika rasio konsentrasi empat perusahaan (four firms concentration ratio atau CR4) adalah 60%, berarti 60% output dalam industri dikuasai oleh empat perusahaan terbesar. CR4 yang semakin kecil mencerminkan struktur pasar yang semakin bersaing sempurna. Pasar suatu industri dinyatakan berstruktur oligopolistik apabila CR4 melebihi 40%. Dapat juga diukur delapan perusahaan (CR8) atau jumlah lainnya. Jika CR8 80, berarti 80% penjualan output dalam industri dikuasai oleh delapan perusahaan terbesar.
b. Produk Homogen atau Terdiferensiasi (Homogen or Diferentiated Product)
Dilihat dari sifat output yang dihasilkan, pasar oligopoli merupakan peralihan antara persaingan sempurna dengan monopoli. Perbedaan sifat output yang dihasilkan akan mempengaruhi perilaku perusahaan dalam mencapai kondisi optimal (laba maksimum). Jika dalam pasar persaingan sempurna perusahaan mengatur jumlah output (output strategy) untuk meningkatkan laba, dalam pasar monopoli hanya satu perusahaan yang mampu mengendalikan harga dan output, maka dalam pasar oligopoli bentuk persaingan antar perusahaan adalah persaingan harga (pricing strategy) dan non harga (non pricing strategy). Contoh pasar oligopoli yang menghasilkan produk diferensiasi adalah industri mobil, rokok, film kamera. Sedangkan yang menghasilkan produk homogen adalah industri baja, pipa, paralon, seng dan kertas.
Penggolongan ini mempunyai arti penting dalam menganalisis pasar yang oligopolistik. Semakin besar tingkat diferensinya, perusahaan makin tidak tergantung pada kegiatan perusahaan-perusahaan lainnya. Berarti oligopoli dengan produk diferensiasi dapat lebih mudah memprediksi reaksi-reaksi dari perusahaan-perusahaan lawan.
Di luar unsur modal, rintangan untuk masuk ke dalam industri oligopoli yang menghasilkan produk homogen lebih sedikit, karena pada industri oligopoli dengan produk diferensiasi sangat berkaitan dengan loyalitas konsumen terhadap produk (merek) tertentu.
c. Pengambilan Keputusan Yang Saling Mempengaruhi (Interdependence Decisions)
Keputusan perusahaan dalam menentukan harga dan jumlah output akan mempengaruhi perusahaan lainnya, baik yang sudah ada (existing firms) maupun yang masih di luar industri (potensial firms). Karenanya guna menahan perusahaan potensial untuk masuk industri, perusahaan yang sudah ada menempuh strategi menetapkan harga jual terbatas (limiting prices) yang membuat perusahaan menikmati laba super normal di bawah tingkat maksimum.
d. Kompetisi Non Harga (Non Pricing Competition)
Dalam upayanya mencapai kondisi optimal, perusahaan tidak hanya bersaing dalam harga, namun juga non harga. Adapun bentuk-bentuk kompetisi non harga antara lain dapat berupa sebagai berikut :
1) Pelayanan purna jual serta iklan untuk memberikan informasi
2) Membentuk citra yang baik terhadap perusahaan dan merek
3) Mempengaruhi perilaku konsumen
Keputusan investasi yang akurat diperlukan agar perusahaan dapat berjalan dengan tingkat efisiensi yang sangat tinggi. Tidak tertutup kemungkinan perusahaan melakukan kegiatan intelijen industri untuk memperoleh informasi (mengetahui) keadaan, kekuatan dan kelemahan pesaing nyata maupun potensial. Informasi-informasi ini sangat penting agar perusahaan dapat memprediksi reaksi pesaing terhadap setiap keputusan yang diambil.
3. Faktor-faktor Penyebab Terbentuknya Pasar Oligopoli
Ada dua faktor penting yang menyebabkan terbentuknya pasar oligopoli yaitu sebagai berikut :
a. Efisiensi Skala Besar
Dalam dunia nyata, perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam industri mobil, semen, kertas, pupuk dan peralatan mesin umumnya berstruktur oligopoli. Teknologi padat modal (capital intensive) yang dibutuhkan dalam proses produksi menyebabkan efisiensi (biaya rata-rata minimum) baru tercapai bila output diproduksi dalam skala sangat besar. Dalam industri mobil, untuk satu jenis, skala efisiensi baru tercapai jika produksi mobil minimal 50.000 sampai 100.000 unit per tahun. Bila perusahaan memproduksi tiga jenis mobil saja, output minimal seluruhnya antara 200.000 – 300.000 unit per tahun. Selanjutnya bila biaya produksi per mobil puluhan juta rupiah, maka dana yang dibutuhkan untuk memproduksi sebanyak ratusan miliyar rupiah per tahun. Jika dihitung dengan biaya investasi awal, maka perusahaan yang ingin memasuki industri mobil harus menyiapkan dana triliunan rupiah.
Keadaan tersebut merupakan hambatan untuk masuk (barries to entry) bagi perusahaan-perusahaan pesaing. Tidak mengherankan jika dalam pasar oligopoli hanya terdapat sedikit produsen.
b. Kompleksitas Manajemen
Berbeda dengan tiga struktur pasar lainnya (persaingan sempurna, monopoli, dan persaingan monopolistik), struktur pasar oligopoli ditandai dengan kompetisi harga dan non harga. Perusahaan juga harus cermat memperhitungkan setiap keputusan agar tidak menimbulkan reaksi yang merugikan dari perusahaan pesaing. Karena itu dalam industri oligopoli, kemampuan keuangan yang besar saja tidak cukup sebagai modal untuk bertahan dalam industri. Perusahaan juga harus memiliki kemampuan manajemen yang sangat baik agar mampu bertahan dalam struktur industri yang persaingannya begitu kompleks. Tidak banyak perusahaan yang memiliki kemampuan tersebut, sehingga dalam pasar oligopoli akhirnya hanya terdapat sedikit produsen.
4. Hubungan Antara Perusahaan-perusahaan Dalam Pasar Oligopoli
Ada dua macam bentuk hubungan antara perusahaan-perusahaan yang terdapat di dalam pasar oligopoli yaitu sebagai berikut :
a. Oligopoli dengan kesepakatan (Collusive Oligopoly)
Kesepakatan antara perusahaan dalam pasar oligopoli biasanya berupa kesepakatan harga dan produksi (kesepakatan ini kadang disebut sebagai “kolusi” atau “kartel”) dengan tujuan menghindari perang harga yang akan membawa kerugian bagi masing-masing perusahaan pada kondisi tertentu (contoh adalah kesepakatan produksi dan harga pada OPEC). Bentuk persepakatan ini biasanya mengatur tentang banyaknya jumlah produksi yang boleh dihasilkan oleh masing-masing perusahaan berikut dengan harganya yang sama juga. Kesepakatan dalam jumlah produksi dapat berupa pembagian secara merata, yaitu pembagian produksi yang didasarkan pada banyaknya jumlah permintaan efektif di pasar terhadap jumlah perusahaan yang menghasilkan produk yang sama.
b. Oligopoli tanpa kesepakatan (Non Collusive Oligopoly)
Persaingan antar perusahaan dalam pasar oligopoli biasanya berupa perbedaan harga dan jumlah produk yang dihasilkan. Perbedaan harga dan jumlah produksi (bisa saling berhubungan positif timbal balik) dilakukan dalam rangka ingin mendapatkan jumlah pembeli yang lebih banyak dari sebelumnya (dari pesaingnya).
Terdapat beberapa hal yang mungkin terjadi dalam pasar persaingan ini sehubungan dengan tingkat harga dan jumlah produksi (produk yang dihasilkan relatif sama) yaitu sebagai berikut :
1) Bila terdapat satu perusahaan yang mencoba memperbanyak jumlah produksinya agar harga jual produknya relatif lebih murah dibandingkan dengan pesaingnya, maka biasanya langkah ini akan diikuti oleh pesaing dengan menurunkan harga jual produknya.
2) Bila satu perusahaan mulai menurunkan harga jual produknya tanpa menambah jumlah produksinya dengan maksud untuk menguasai pangsa pasar, maka langkahnya akan diikuti oleh perusahaan lain, baik dengan cara menurunkan harganya semata atau menurunkan harga dengan cara menjual lebih banyak produknya di pasar.
3) Bila satu perusahaan menaikkan harga jual produknya, baik dengan cara langsung pada penurunan harga ataupun dengan cara mengurangi jumlah produksinya, maka perusahaan lain relatif tidak akan mengikutinya.
5. Model Oligopoli
Begitu kompleksnya situasi dalam pasar oligopoli, sehingga para ekonom mengembangkan berbagai model untuk menganalisis perilaku oligopolis. Sayangnya, tidak ada satu pun model yang dapat diterima secara umum sebagai model terbaik. Berikut ini akan disampaikan beberapa model oligopoli yang dikembangkan oleh para ekonom.
a. Model Permintaan Yang Patah (Kinked Demand Model)
Model ini dikembangkan oleh P.M. Sweezy (1939). Sweezy beranggapan bahwa kalau ada produsen dalam pasar oligopoli yang berusaha menaikkan harga maka ia akan kehilangan langganan karena tak ada produsen lainnya yang bersedia menaikkan harga. Namun sebaliknya, produsen dalam pasar oligopoli tidak dapat memperluas pasar dengan menurunkan harga sebab para pesaing akan menurunkan harga dengan tingkat yang lebih rendah lagi. Akibatnya terjadilah perang harga. Dalam hal ini para produsen dalam pasar oligopoli saling mempengaruhi pasar oligopoli tidak dapat memperluas pasar dengan menurunkan harga sebab para pesaing akan menurunkan harga dengan tingkat yang lebih rendah lagi. Akibatnya terjadilah perang harga. Dalam hal ini para produsen dalam pasar oligopoli saling mempengaruhi, tetapi tidak melakukan kolusi (kesepakatan).
b. Model Cournot (Cournot Model)
Model Cournot yang disebut juga duopoli dikembangkan oleh Augustin Cournot seorang ahli ekonomi berkebangsaan Perancis pada tahun 1838. Asumsi utama dari model ini adalah bahwa jika perusahaan telah menentukan tingkat produksinya, ,aka perusahaan tersebut tidak akan mengubahnya. Atas dasar asumsi inilah perusahaan pesaingnya akan menentukan tingkat produksinya. Dalam pasar duopoli hanya terdapat dua perusahaan yang menjual produk yang homogen, dengan demikian hanya terdapat satu harga pasar. Harga pasar ditentukan oleh keseimbangan antara jumlah total output yang dihasilkan oleh dua perusahaan dengan permintaan pasar.
c. Model Stackelberg (Stackelberg Model)
Dalam model Stackelberg diasumsikan bahwa di pasar terdapat dua perusahaan, satu bertindak sebagai pemimpin (leader firm) dan satu perusahaan berlaku sebagai pengikut (follower). Perusahaan yang bertindak sebagai pemimpin mempunyai kewenangan untuk menentukan jumlah output yang akan dihasilkan untuk memperoleh keuntungan maksimum. Atas dasar jumlah output yang telah ditentukan oleh perusahaan pemimpin ini, perusahaan pengikut akan bereaksi sesuai dengan ketentuan pada model Cournot, yaitu menganggap bahwa perusahaan pemimpin tidak akan mengubah tingkat outputnya.
d. Model Perusahaan Dominan (The Dominant Firm Model)
Model perusahaan dominan adalah pengembangan lebih lanjut dari model Stackelberg. Dalam model ini juga terdapat perusahaan dominan yang bertindak selaku pemimpin dasar serta perusahaan-perusahaan lain sebagai pengikut. Perbedaannya adalah bahwa perusahaan-perusahaan pengikut tidak bereaksi mengikuti model Cournut, melainkan mereka bereaksi seolah-olah mereka berada dalam pasar yang bersaing sempurna. Dengan demikian perusahaan-perusahaan pengikut bertindak sebagai penerima harga (price taker), yaitu akan menerima berapapun harga yang ditetapkan oleh perusahaan pemimpin dan akan menghasilkan output pada kondisi dimana marginal costnya sama dengan tingkat harga.
6. Jenis-jenis Pasar Oligopoli
Berdasarkan produk yang diperdagangkan, pasar oligopoli dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu :
a. Pasar Oligopoli Murni (Pure Oligopoly)
Jenis ini merupakan praktek oligopoli dimana barang yang diperdagangkan merupakan barang yang bersifat identik, misalnya praktek oligopoli pada produk air mineral.
b. Pasar Oligopoli dengan Pembedaan (Differentiated Oligopoly)
Pasar ini merupakan suatu bentuk praktek oligopoli dimana barang yang diperdagangkan dapat dibedakan, misalnya pasar sepeda motor di Indonesia yang dikuasai oleh beberapa merek terkenal seperti Honda, Yamaha dan Suzuki.