Lampu isyarat pertama kali digunakan oleh Angkatan Laut Britania Raya pada akhir abad ke-19. Lampu isyarat dianggap sebagai sarana komunikasi yang aman dan mudah digunakan, selama alat-alat komunikasi berbasis radio sedang tidak bisa dipakai, atau tidak boleh digunakan pada saat menghindari musuh. Beberapa jenis lampu isyarat dipasang pada tempat-tempat yang berbeda. Beberapa lampu dipasang pada puncak tiang kapal, yang cahayanya lebih kuat terpasang di tiang kapal, dan ada pula lampu isyarat ukuran kecil yang dapat digenggam. Lampu yang lebih besar dan memiliki cahaya lebih kuat ini, menggunakan lampu busur karbon sebagai sumber cahaya dengan diameter 50 cm. Ini dapat digunakan untuk pengiriman isyarat ke cakrawala, bahkan dalam kondisi cahaya matahari yang sedang cerah-cerahnya. Selain itu, lampu isyarat juga memiliki fungsi sekunder sebagai lampu sorot sederhana.
Praktik pengiriman isyarat berupa kode-kode tertentu, pertama kali dilakukan oleh Philip Howard Colomb, pada tahun 1867. Kode asli yang diciptakan Colomb, digunakan oleh Angkatan Laut selama tujuh tahun dan tidak identik dengan kode Morse. Tetapi pada akhirnya penggunaan kode Morse diadopsi dengan penambahan beberapa isyarat khusus. Kemudian muncul generasi kedua untuk pengiriman isyarat di Angkatan Laut Britania Raya, yaitu lampu berkedip. Jenis lampu berkedip ini muncul setelah sinyal-sinyal bendera terkenal. Angkatan Laut di negara-negara maju, dan pasukan NATO juga menggunakan lampu isyarat ketika komunikasi berbasis radio sedang tidak bisa dipakai, atau sedang tidak ada aliran listrik. Selain itu, mengingat hampir semua angkatan bersenjata dewasa ini sudah di lengkapi dengan peralatan penglihatan malam, isyarat di malam hari biasanya dilakukan dengan lampu yang beroperasi di spektrum inframerah. Ini membuat mereka cenderung lebih tidak terdeteksi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar